Festival Peh Cun 2024 Ramaikan Kota Tangerang


Jurnis.id – Festival Perahu Naga Peh Cun 2024 kembali hadir di Tangerang. Festival kebudayaan Tionghoa ini dilanjutkan dengan acara ritual mendirikan telur di Bantaran Sungai Cisadane, Kali Pasir pada pukul 11.00-12.00 WIB. (10/06)

Teby, selaku pengelola informasi pelaksanaan acara menuturkan bahwa acara ini dilaksanakan setiap tahun sekali dan sudah turun menurun dan persiapan acara yang pertama adalah persembahyangan Toan Yang, dilanjut ceremonial seperti memandikan perahu, makan bakcang, lomba balap perahu, ritual mendirikan telur, tangkap bebek, dan pentas musik gambang kromong Tangerang.

Perayaan Peh Cun ini merupakan momen persembahyangan Toan Yang, yaitu sembahyang eling dan takwa kepada Tuhan supaya dihindarkan dari malapetaka dan sebagai ucapan sujud syukur kepada Tuhan, Perayaan Peh Cun dilaksanakan tepat pada persembahyangan Toan Yang yaitu sejarah tradisi Peh Cun mengacu pada legenda seorang pejabat pada masa Dinasti Couw yang bernama Qu Yuan.

Teby mengatakan terkait ritual mendirikan telur bahwa pada tengah hari (pukul 12.00) ini matahari tegak lurus sehingga gravitasinya tegak lurus. Secara tiologi juga dijelaskan bahwa pada hari yang bertepatan dengan Hari Bakcang, dipercaya bahawa telur dapat berdiri tegak dan diyakini terjadi karena adanya tarik menarik antara matahari dan bumi yang menjaga telur tetap berdiri tegak, dan dilihat dari kehidupan manusia, bahwa mendirikan telur bukan sembarang taruh tetapi juga diiringin dengan sabar, seperti menaruh suatu harapan tidak langsung serta merta terwujud harus butuh waktu, kerja, dan kesabaran.

Tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan Peh Cun ini adalah alam, seperti cuaca buruk, air dengan debit tinggi dan arus deras, tidak mungkin dilaksanakan karena berpengaruh. 
Kemudian, terkait makanan hidangan dalam festival Peh Cun menyediakan Bakcang, seperti kata” ba” yaitu daging dan “cang” yaitu kacang yang dibungkus daun bamboo dengan memiliki arti yang disimbolkan dengan empat sudutnya, dan Kwecang yang terbuat dari ketan dengan bentuknya yang kecil dan memiliki rasa pahit dan dicocol dengan gula, dimana memiliki simbolisasi pada kehidupan tidak selamanya pahit tetapi akan menemukan manisnya dengan hasil dan usaha kita.

“Perubahan mungkin dalam segi acara kita adakan lomba makan bakcang, membuat bakcang besar, lomba ikat bakcang sebagai variasi acara hiburan untuk menyemarakkan perayaan Toan Yang dan Peh Cun,”Tutupnya.


•••••
Penulis : Tiara, Tata dan Aurel
Redpel : Feari

Komentar

Postingan Populer