Mengenal Silent Struggle, Dampak Stres Akademik pada Mahasiswa
Silent struggle merupakan istilah yang mengacu pada perjuangan atau kesulitan yang dihadapi seseorang secara diam-diam, tanpa menunjukkan atau mengungkapkan masalah tersebut kepada orang lain. Fenomena ini sering terjadi pada mahasiswa yang merasa terisolasi atau takut mengungkapkan kesulitan yang mereka hadapi, baik itu terkait masalah pribadi, akademik, atau sosial.
Fenomena ini bukan hanya terjadi pada sebagian mahasiswa, tetapi juga menjadi kenyataan yang banyak dihadapi oleh banyak mahasiswa di berbagai universitas di Indonesia, baik di kampus besar seperti di Jakarta, Yogyakarta, atau Bandung, maupun di kampus di daerah lebih kecil. Kampus menjadi tempat di mana mahasiswa harus berhadapan dengan tuntutan akademis yang tinggi serta ekspektasi sosial yang sering kali memberatkan.
Silent struggle sering terjadi sepanjang tahun akademik, seperti saat menjelang ujian, deadline tugas, atau saat mahasiswa menghadapi masa transisi, seperti mulai semester baru atau memasuki tahun akhir perkuliahan.
Banyak mahasiswa yang memilih untuk memendam masalah karena merasa malu atau takut dianggap lemah jika mereka mengungkapkan perasaan atau kesulitan yang mereka hadapi. Beberapa juga merasa bahwa mencari bantuan dapat merusak citra mereka di lingkungan akademis. Ketakutan akan penilaian dari orang lain serta kurangnya dukungan sosial menjadi faktor utama mengapa banyak mahasiswa memilih untuk menghadapinya sendiri.
Mahasiswa yang mengalami siilent struggle biasanya mencoba mengatasi masalah mereka secara pribadi, entah itu dengan cara menghindari situasi sosial, menutup diri, atau berusaha untuk tetap tampil baik di hadapan orang lain. Namun, dalam jangka panjang, hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik mereka, dan bisa menyebabkan stres, kecemasan, atau bahkan depresi.
•••••
Penuli: Jhoan
Redpel: Nabela
Sumber: Kumparan.com
Komentar
Posting Komentar