Rupiah Anjlok! Penyebab dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Masyarakat

Jurnis.id - Dilansir dari detik.com, pada tanggal 7 April 2025 pukul 03.54 AM waktu EDT atau 14.54 WIB, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah tercatat di angka Rp16.821. Sementara itu, berdasarkan update dari laman Bank Indonesia (BI) pada hari Selasa, 8 April 2025, pukul 08.42 WIB, nilai dolar AS berada di angka Rp17.066. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan nilai tukar dolar AS dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Dari faktor eksternal, penguatan dolar AS menjadi sorotan utama. Ekonomi AS yang relatif solid serta kebijakan moneter ketat dari The Federal Reserve (The Fed) menarik kembali arus modal ke Amerika Serikat. Ketidakpastian ekonomi global, seperti perang dagang dan ketegangan geopolitik, semakin memperburuk tekanan terhadap rupiah. Selain itu, penurunan harga komoditas ekspor Indonesia, seperti minyak sawit dan batu bara, menyebabkan pendapatan devisa berkurang, yang turut menambah beban pada nilai tukar.

Dari faktor internal, inflasi yang tinggi dan peningkatan utang pemerintah, terutama dalam mata uang asing, turut memperburuk kondisi. Kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk menstabilkan rupiah melalui instrumen suku bunga dan intervensi pasar dinilai terbatas akibat tekanan eksternal dan internal yang kuat.

Dampak dari pelemahan rupiah ini juga mulai dirasakan masyarakat. Harga barang-barang kebutuhan pokok seperti gandum, bawang putih, kedelai, dan barang elektronik naik drastis. Masyarakat dengan keterbatasan ekonomi semakin kesulitan memenuhi kebutuhan dasar. Selain itu, daya beli masyarakat menurun, terutama bagi kelompok berpenghasilan tetap, seiring dengan kenaikan harga yang tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan.

Para ekonom juga memperingatkan potensi inflasi lebih tinggi yang dapat menambah beban finansial masyarakat. Perusahaan-perusahaan yang bergantung pada bahan baku impor diperkirakan akan melakukan efisiensi, termasuk pemutusan hubungan kerja (PHK), untuk menanggulangi lonjakan biaya produksi. Selain itu, ancaman kenaikan tarif energi seperti harga BBM dan listrik semakin nyata, seiring dengan mahalnya impor bahan bakar. Kondisi ini dapat berujung pada beban hidup yang lebih tinggi bagi masyarakat dalam jangka panjang.

Pemerintah dan Bank Indonesia diharapkan segera mengambil langkah strategis untuk menstabilkan rupiah dan memitigasi dampaknya. Langkah cepat diperlukan untuk menjaga daya beli masyarakat, mengendalikan inflasi, dan mencegah PHK massal guna menjaga kesejahteraan serta stabilitas ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.



•••••

Penulis: Naufal

Redpel: Nabela

Sumber: Detik.com

Komentar

Postingan Populer