Krisis Literasi di Kalangan Generasi Z di Era Digital
Jurnis.id - Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Namun, konsep literasi telah berkembang lebih luas dan tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis. Saat ini, literasi mencakup kemampuan untuk mengolah, menganalisis, dan menggunakan informasi dengan cara yang kritis dan kreatif.
Dikutip dari media kumparan.com, Generasi Z yang lahir antara tahun 1997 sampai 2012 merupakan generasi yang mulai memasuki usia dewasa saat ini. Generasi Z tumbuh dalam lingkungan yang selalu terhubung dengan teknologi. Di era yang serba digital saat ini, tentu untuk mendapatkan akses informasi sangat mudah melalui internet. Namun, sayangnya, hal itu menjadi mengkhawatirkan karena kemudahan akses informasi tersebut ternyata membawa dampak negatif terhadap menurunnya minat literasi di kalangan Generasi Z.
Generasi Z yang cenderung memiliki minat rendah dalam literasi akan kesulitan dalam memahami informasi yang baik, tidak berpikir secara kritis dan logis, serta tidak dapat menyelesaikan suatu masalah dengan baik. Menurunnya minat literasi di kalangan Generasi Z membawa dampak yang signifikan terhadap pemahaman literatur dan kemampuan membaca. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan minat baca dan budaya literasi, terutama di kalangan Generasi Z.
Menurut data UNESCO, minat literasi masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya berada pada angka 0,001%. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang memiliki minat literasi. Turunnya minat literasi juga disebabkan karena Generasi Z cenderung lebih tertarik pada konten visual seperti gambar atau video di aplikasi TikTok atau YouTube daripada pada buku yang memiliki bacaan dan teks yang panjang.
Turunnya minat literasi menjadi tantangan bersama yang membutuhkan solusi tepat untuk meningkatkan tingkat literasi di kalangan Generasi Z. Rendahnya minat literasi sudah sepatutnya menjadi perhatian khusus bagi masyarakat maupun pemerintah.
Generasi Z merupakan harapan untuk meneruskan dan menjaga keberlanjutan bangsa. Namun, karena rendahnya angka literasi pada Generasi Z, terdapat kekhawatiran bahwa Indonesia tidak dapat bersaing dalam mengikuti perubahan zaman. Faktor rendahnya kemampuan literasi ini kemungkinan disebabkan oleh dua hal, yaitu kurang kuatnya pengajaran literasi di lembaga pendidikan dan lingkungan yang tidak mendukung pengembangan kemampuan literasi.
Sebagai masyarakat, kita harus mendukung program berbasis literasi, seperti mendirikan perpustakaan daerah yang dibuat oleh pemerintah. Selain mendukung program pemerintah, masyarakat juga dapat membentuk komunitas literasi atau wadah untuk meningkatkan kemampuan literasi Generasi Z. Dengan demikian, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sangat penting.
•••••
Penulis: Aisyah Nur
Redpel: Nabela
Sumber: Kumparan.com
Komentar
Posting Komentar