Journaling: Cara Efektif Mengelola Stres dan Menjaga Kesehatan Mental
Jurnis.id - Di tengah gaya hidup serba cepat dan tekanan hidup yang semakin meningkat, kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mental terus tumbuh. Salah satu metode sederhana namun efektif yang kini banyak dipraktikkan adalah menulis jurnal pribadi. Aktivitas ini tidak hanya menjadi wadah ekspresi diri, tetapi juga terbukti membantu dalam pengelolaan emosi dan penurunan tingkat stres.
Menurut psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Dr. Nindya Prameswari, journaling atau menulis jurnal merupakan bentuk selfcare yang mudah diakses siapa saja. “Melalui menulis, seseorang dapat mengidentifikasi dan memahami emosinya dengan lebih jernih. Hal ini sangat membantu untuk menurunkan tingkat stres,” ungkapnya dalam seminar daring yang diselenggarakan oleh Komunitas Psikologi Sehat, Selasa (22/4).
Menulis jurnal bersifat fleksibel. Setiap orang bebas menuangkan apa pun yang dirasakannya, baik berupa cerita keseharian, curahan hati, daftar harapan, maupun rasa syukur. Yang terpenting, menurut Dr. Nindya adalah konsistensi dan kejujuran dalam menulis. “Jurnal adalah ruang aman untuk berdialog dengan diri sendiri,” tambahnya.
Sebuah studi dari Journal of Positive Psychology (2023) menunjukkan bahwa kebiasaan menulis jurnal selama 15 hingga 20 menit setiap hari dapat menurunkan tingkat kecemasan, meningkatkan kualitas tidur, serta memperbaiki pandangan hidup. Efek positif ini bahkan mulai dirasakan hanya dalam hitungan minggu.
Di Tangerang, tren menulis jurnal terlihat semakin kuat sejak pandemi COVID-19. Banyak pelajar dan mahasiswa menjadikan jurnal sebagai tempat “berbicara” saat merasa tak punya teman bicara. Tidak hanya dalam bentuk buku, journaling kini juga dilakukan secara digital melalui aplikasi seperti Journey dan Daylio yang memungkinkan pengguna mencatat emosi, aktivitas, dan refleksi diri dengan mudah.
Dengan manfaat yang luas dan akses yang mudah, menulis jurnal kini dianggap sebagai salah satu bentuk terapi mandiri yang efektif. Para ahli menyarankan agar kebiasaan ini terus dibangun, terutama bagi mereka yang sedang berjuang menghadapi tekanan akademik, beban pekerjaan, atau masalah pribadi.
••••
Penulis: Aisyah
Redpel: Nabela
Komentar
Posting Komentar