Dari Bengkulu ke Tangerang: Kisah Mahasiswa UNIS Menjalani Hidup Mandiri di Perantauan

 


Jurnis.id— Bagi sebagian orang, pintu kost hanyalah sekadar daun pintu kayu atau besi. Tapi bagi mahasiswa rantau, itu adalah gerbang menuju dunia baru, dunia yang menantang, penuh kebebasan, sekaligus menguji kemandirian.

Yonise, mahasiswi Program Studi Manajemen semester 5 Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang, merasakan betul makna itu. Datang dari Bengkulu, ia meninggalkan kenyamanan rumah demi menimba ilmu di kota yang tak pernah tidur ini.

“Senang karena akhirnya bisa ngerasa hidup mandiri dan mencoba hal-hal baru tanpa harus selalu bergantung sama orang tua. Tapi di sisi lain ada rasa canggung dan sepi. Biasanya di rumah rame, ada suara orang tua, kakak, ponakan. Nah, di kost malah hening banget. Awal-awal tuh suka bingung sendiri mau ngapain,” kisahnya.

Hari-hari pertamanya di Tangerang diwarnai adaptasi yang tak mudah. Yonise harus belajar mengatur segalanya sendiri seperti memasak, membeli makan, mencuci baju, membersihkan kamar, hingga mengatur keuangan bulanan agar tak habis di awal bulan. Perlahan, rutinitas itu membuatnya lebih bijak membedakan mana kebutuhan dan mana sekadar keinginan.

Namun, ada satu hal yang tak pernah hilang, rasa rindu pada keluarga. Untuk mengobatinya, ia sering melakukan panggilan video atau telepon.

“Kadang cuma ngobrol hal-hal kecil aja udah bikin hati jadi tenang. Kalau lagi nggak bisa hubungin, biasanya aku nyibukin diri, nonton, belajar, atau nongkrong sama teman. Lumayan membantu mengalihkan pikiran biar nggak terlalu sedih,” ujarnya.

Bagi Yonise, hidup di kost bukan sekadar belajar mandiri, tapi juga melatih mental. “Mandiri itu nggak cuma soal bisa makan dan tidur sendiri, tapi juga harus kuat mental, tahan menghadapi masalah, dan nggak gampang nyerah. Aku jadi lebih menghargai waktu bersama keluarga. Momen kecil di rumah itu ternyata mahal banget dan nggak bisa dibeli,” ungkapnya.

Kisah Yonise adalah potret ribuan mahasiswa rantau di luar sana, anak-anak muda yang meninggalkan rumah demi masa depan, dan di setiap langkahnya, menemukan arti baru dari kata mandiri dan keluarga.


••••

Penulis: Haifa

RedPel: Eich

Komentar