Festival Kebangsaan Rancagede, Meriahkan Desa dengan Perpaduan Kreativitas dan Budaya Lokal


Jurnis.id – Desa Rancagede, Kecamatan Gunung Kaler, menjadi saksi sebuah perhelatan akbar yang pertama kali diadakan di desa ini, yaitu "Festival Kebangsaan Dalam Pembentukan Karakter Pemuda Desa Rancagede yang Kreatif dan Inovatif". Festival yang berlangsung pada hari sabtu (24/8) di Balai Warga, Jl. Syekh Nawawi Tanara, Kp. Pasir Semut, ini bertujuan untuk memperkenalkan adat dan budaya lokal Rancagede ke dunia luar serta mengevaluasi kinerja pemerintah dalam memperhatikan desa-desa di kabupaten yang masih membutuhkan dukungan untuk maju.

Ketua KKK Rancagede, Asyhari Hasim, menjelaskan bahwa festival ini dirancang sebagai wadah bagi para pemuda untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan budaya dan seni. "Pemuda di sini sangat terbuka untuk ikut serta. Tidak ada hambatan berarti, hanya saja persiapan waktunya cukup singkat. Namun, saya berharap festival ini bisa diadakan lagi tahun depan dengan lebih meriah dan menampilkan budaya yang lebih beragam," ujarnya. Asyhari juga menambahkan bahwa dirinya sangat senang festival ini bisa terlaksana dengan baik, meski baru pertama kali diadakan di desa Rancagede.

Festival ini menampilkan berbagai kegiatan menarik seperti sambutan-sambutan dari pejabat setempat, perlombaan, dan penampilan seni budaya khas Rancagede seperti alat musik "Patingtung". Tidak ketinggalan, penampilan seni oleh anak-anak, akustik, drama, dan pembacaan puisi juga turut memeriahkan acara. Turut hadir dalam festival ini Camat Gunung Kaler, Kepala Desa Rancagede, serta para Kepala Desa dari Cipaeh, Cibetok, dan Sidoko.

Ketua Pelaksana Acara, Azizah, mengungkapkan bahwa acara dimulai dengan sambutan dari Kepala Desa dan dilanjutkan dengan berbagai perlombaan yang bertujuan mengajak anak-anak untuk berkreasi. Salah satu perlombaan yang diadakan adalah lomba mewarnai dan cerdas cermat, yang tidak hanya melatih kreativitas tetapi juga kecerdasan anak-anak. Di malam hari, pemuda-pemudi diberi kesempatan untuk tampil dan berkreasi di atas panggung, yang membuat suasana semakin hidup.

Azizah juga berbagi kesannya tentang proses persiapan acara yang hanya memakan waktu 5 hari. "Ini benar-benar menantang, tetapi juga menyenangkan karena kami bisa berkolaborasi dengan warga sekitar. Walaupun waktunya singkat, konsep acara sudah dirancang sebelum KKN dimulai, jadi segalanya bisa diatur dengan cepat, singkat, dan padat," katanya.

Sebagai pesan penutup, Azizah berharap agar festival ini terus diadakan setiap tahunnya sebagai pesta rakyat yang mampu menyatukan dan mengembangkan bakat para pemuda. Festival ini bukan hanya sekadar acara, tetapi juga memberikan manfaat besar bagi dirinya dan seluruh warga desa Rancagede, terutama dalam memahami lebih dalam tentang pola prilaku masyarakat setempat.

Festival ini telah membuktikan bahwa dengan kebersamaan dan semangat gotong royong, sebuah desa kecil seperti Rancagede mampu menghadirkan acara yang besar dan berkesan, membuka peluang lebih besar untuk pengembangan budaya dan kreativitas lokal.


•••••
Penulis: Tiara
Redpel: Feari

Komentar

Postingan Populer