PURA AGUNG KERTA JAYASEJARAH DAN PERKEMBANGAN UMAT HINDU TANGERANG

PURA AGUNG KERTA JAYA
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN UMAT HINDU TANGERANG

Jurnis.id - Kota Tangerang adalah Kota yang dihuni oleh masyarakat dari berbagai suku, agama, dan ras. Mereka hidup berdampingan dan saling bertoleransi satu sama lain. Hal tersebut memberikan warna tersendiri bagi Kota Tangerang karena keragaman budayanya yang banyak. Selain itu juga, Kota Tangerang memiliki banyak tempat iadah legendarus, salah satunya adalah Pura Agung Kertajaya yang berlokasi di Jalan KS. Tubun Dalam, No. 108, Kelurahan Koang Jaya, Kota Tangerang.

Pura Agung KertaJaya ini didirikan pada tanggal 10 Oktober 1982 oleh para tokoh umat Hindu Tangerang yang sudah menetap di wilayah Tangerang sejak tajun 1960-1970an. Sesuai kesepakatan umat Hindu yang berada di wilayah Tnagerang pembangunan Pura meliputi Padmasana, Anglurah, Taman Sari, dan Penyengker Pura. Beberapa tokoh umat Hindu Tangerang yang mendirikan Pura Kerta Jaya ini di antaranya adalah Bapak I Ketut Suhardana, Ajun Komisaris Besar Polisi Purnawirawan I Made Gunaksa, Komisaris Polisi Purnawirawan Ida Bagus Putu Saniasa, Anak Agung Anom Suartha, I Wayan Kertan, Dan lain-lainnya.

Tahap pertama pembanguna pura selesai pada tahun 1985 dengan swadaya umat, di mana pada tahun tersebut mata pencaharian umat Hindu Tangerang adalah buruh pabrik dan pegawai negeri di angkatan. Walapun baru selesai sebagian, namun semua kegiatan keagamaan di pusatkann di Pura, baik kegiatan ritual ataupun sosial keumatan.

Sebelum adanya rencana pembangunan pura, di Tangerang sudah lebih dulu terdapat organisasi keumatan yang bernama Suka Duka Hindu Dharma Tangerang yang berdiri sejak tahun 1974 di rumah bBapak I Made Gunaksa dengan jumlah umat 50KK dari seluruh wilayah Tangerang, lalu pada sekitar tahun 1985 terjadi pengganbungan Organisasi Suka Duka Hindu Dharma Tangerang menjadi Parisada Hindi Dharma Indonesia Tangerang (PHDI Tangerang. Adapun alasan dari penggabungan ini adlah mengingat bahwa secara resmi telah terdapat pura di Tangerang, maka diperlukan ujuga wadah formal yang dapat mengkomunikasikan segala permasalahan keumatan di Tangerang kepada pihak Pemerintah Pusat maupun Daerah.

Kemudian, pada tahun 1987 juga terbentuk sebuah wadah yang menaungi pemuda pemudi Hindu yang aktif ngayah di Pura Kerta Jaya Tangerang bernama PERMUDHITA (Perkumpulan Pemuda Pemudi Hindu Tangerang) yang sampai saat ini keberadaannya sangat membantu Banjar dalam hal ngayah di pura. Seiring berjalannya waktu, umat Hindu Tangerang semakin bertambah banyak, pada tahun 1989 jumlah penduduk umat Hindu Tangerang berjumlah 250KK.

Selanjutnya pada tahun 1991, demi keefektifan dan keefesiensian kewenangan pelaksanaan tugas Pengurus PHDI Tangerang dibentuklah Banjar Tangerang pada tanggal 9 Juni 1991 bertemepat di Pura Kerta Jaya Tangerang dengan ketua Banjar pertana adalah Bapak JM I Made Pasek yang bertugas mengurus Pura Kerta Jaya Tangerang (pemeliharaan dan pembangunan Pura), mengurus masalah suka duka umat Hindu, melaksanakan Piodalan Pura Kerta Jaya Tangerang, dan mengkoordinir tempek-tempek yang ada pada saat itu, yaitu tempek Pasar Baru, tempek Perumnas, dan tempek Tanah Tinggi.
Sampai saat ini, ketiga organisasi umat Hindu Tangerang tersebut terus bertumbuh dan bersinergi dalam segala bidang, baik hubungan dalam pemerintah, hubungan dengan organusasi Hindu lainnya, dan pemuda pemudi Hindi sewilayah Banten.

•••••
Penulis : Rhesqa
Redpel : Feari
Penyunting: Ezram
Foto: Inews 

Komentar

Postingan Populer