AI Psychosis:Risiko Kesehatan Mental Di Tengah Kemajuan Teknologi
Jurnis.id-Chatbot seperti ChatGPT dan Copilot semakin populer digunakan di berbagai belahan dunia. Namun, sebuah tren baru yang mengkhawatirkan muncul, yakni fenomena yang disebut AI Psychosis. Menurut laporan jurnal Nature (2025), setidaknya terdapat 17 kasus di berbagai negara di mana pengguna mengalami perubahan perilaku aneh setelah terlalu lama berinteraksi dengan chatbot.
Sebagian orang bahkan percaya bahwa kecerdasan buatan benar-benar sadar atau diam-diam mengirimkan pesan rahasia. Keith Sakata, seorang psikiater dari San Francisco, mengaku telah menangani langsung pasien dengan gejala tersebut. Dalam wawancaranya dengan Wired (2025), ia menyebut telah menangani banyak pasien dengan kondisi serupa. "Beberapa pasien percaya bahwa chatbot mengetahui hal-hal pribadi mereka dan memberikan instruksi khusus,” ujarnya Keith dalam wawancara tersebut.
Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran baru di kalangan ahli kesehatan jiwa. Chatbot, yang sering memberikan jawaban sesuai apa yang diyakini pengguna, dapat secara tidak langsung memperkuat pemikiran keliru. Kondisi ini membuat orang yang memiliki tingkat stres tinggi atau masalah kesehatan mental lebih rentan terjebak. Scientific America mencatat bahwa, “Bagi sebagian orang, mengobrol dengan bot terasa begitu nyata sehingga sulit membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak.”
Para ahli memperingatkan bahwa AI Psychosis bukan sekadar fenomena aneh, melainkan pertanda risiko yang lebih serius. Dampaknya bisa membuat seseorang merasa terisolasi, sulit berpikir jernih, hingga menumbuhkan rasa curiga berlebihan. Padahal, peran AI seharusnya membantu, bukan menggantikan Peran manusia dalam interaksi sosial.
Meski belum diakui sebagai diagnosis resmi dalam psikiatri, fenomena ini telah menjadi perhatian global. Para ahli menyarankan beberapa langkah pencegahan, antara lain meningkatkan literasi publik mengenai risiko penggunaan chatbot, membatasi durasi interaksi dengan AI, serta memastikan sistem AI dibangun lebih aman.
Kemajuan teknologi kecerdasan buatan saat ini menjadi pengingat bagi masyarakat. Bukan hanya soal perkembangan digital, tetapi juga bagaimana teknologi dapat memengaruhi kondisi mental penggunanya.
Penulis :Naufal
Redpel :Rh
Komentar
Posting Komentar