BUDAYA PATRIARKI YANG MEMBATASI PEREMPUAN UNTUK BERMIMPI

BUDAYA PATRIARKI YANG MEMBATASI PEREMPUAN UNTUK BERMIMPI
Jurnis.id- Setiap individu, pasti memiliki sebuah mimpi yang sangat ingin dicapai dalam hidupnya. Tidak peduli gender apa yang ia miliki, semua pasti punya mimpi. Mimpi yang dimiliki pun sangat beragam, mulai dari mimpi ingin menjadi dokter, pilot atau bahkan ingin menjadi seorang guru. Hal tersebut bukanlah menjadi masalah, karena sejatinya semua mimpi memiliki nilai-nilainya tersendiri. Perlu digaris bawahi bahwa nilai dari mimpi-mimpi tersebut pastinya memiliki satu kesamaan, yakni semua mimpi memiliki 

kebermanfaatannya dalam ikut berkontribusi membangun negeri. Bicara soal mimpi, kita sebagai perempuan seringkali memiliki banyak pertimbangan dalam meraihnya. Tak jarang, kita meragukan potensi yang dimiliki oleh diri kita sendiri hanya karena kita seorang perempuan. Budaya patriarki yang sudah melekat dalam bangsa ini selalu saja membatasi mimpi-mimpi yang dimiliki oleh para pemudi penerus bangsa.
Menurut Huda (2020), faktor utama yang menyebabkan perempuan tidak memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki adalah masyarakat mereka yang terus mengikuti adat istiadat yang telah ada sejak lama. Perempuan dianggap lebih rendah daripada laki-laki, budaya patriarki ini muncul di masyarakat. Budaya ini dipandang lebih mengutamakan laki-laki daripada perempuan. Oleh karena itu, perempuan dianggap sebagai kelas kedua masyarakat.

Menurut Yovita, Angelica dkk (2022), Masyarakat menganggap bahwa perempuan harus memenuhi tiga kodrat alaminya yakni hamil, melahirkan, dan menyusui. Hal ini dapat membatasi kebebasan perempuan dalam keputusannya menjadi seorang individu yang independen. Biasanya, laki-laki melarang perempuan bekerja karena mereka dianggap lebih pantas untuk mengurus rumah tangga dan mengurus anak-anak. Hal ini dilakukan oleh kebanyakan laki-laki karena mereka ingin mendominasi uang rumah tangga.
Penjelasan mengenai budaya patriarki diatas tentu saja dapat menjadi faktor kegagalan perempuan dalam meraih semua mimpi-mimpinya. Perempuan akan cenderung berpikir bahwa ia tidak bisa melakukan pekerjaan apapun selain mengurus rumah, anak, dan suaminya. Hal ini akan mempengaruhi bagaimana mereka bertindak. Faktanya, kekuatan pikiran dapat mempengaruhi bagaimana kita bersikap. Terdapat keterkaitan antara pikiran sadar dengan pikiran bawah sadar yang kita alami, kedua hal tersebut memiliki keterkaitannya masing-masing dan bersifat saling mempengaruhi.

Dr. Ibrahim Elfiky menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Terapi Berpikir Positif, beliau bercerita tentang bagaimana kedahsyatan pikiran, kekuatan manusia berpikir dan menghasilkan perasaan. Pikiran dapat mempengaruhi perhatian dan perasaan dalam membentuk perilaku. Dapat diperhatikan ketika pergerakan tubuh, ekspresi wajah dan tingkatan ucapan itu semua digerakkan dan dipengaruhi oleh pikiran. Stigma-stigma negatif yang tertuju pada perempuan dapat menimbulkan pikiran negatif, rasa minder dan keraguan dalam diri. Perempuan yang awalnya percaya dan yakin untuk meraih semua mimpi, kini harus mengubur semua keinginan itu di dalam diri. Disinilah kekuatan pikiran dapat mempengaruhi sikap atau perilaku seseorang.

Dahulu, Ibu Kartini berjuang untuk emansipasi supaya perempuan dan laki-laki memiliki kesetaraan hak yang sama. Nyatanya, hingga di zaman ini pun mengubah budaya patriarki tidak semudah apa yang selama ini kita bayangkan. Masih banyak pemikiran lama masyarakat yang selalu menganggap lemah perempuan dan tidak membiarkannya untuk berjuang ataupun berdiri diatas kakinya sendiri dalam meraih semua mimpi.

Satu-satunya solusi atas fenomena seperti ini adalah bangkit, lawan dan berani untuk percaya diri. Bawa semua perubahan itu, tunjukan bahwa perempuan pun bisa mengikuti apa yang ia mau. Jangan terbatasi hanya karena budaya patriarki yang terus membayangi. Bermimpi adalah kebebasan untuk setiap individu, begitupun kebebasan dalam mewujudkannya. Ini saatnya untuk tampil berani dan percaya diri. Tentukan arah dan bulatkan tekad di dalam dada. Tidak ada satu orangpun yang bisa memberhentikan mu kecuali dirimu sendiri. Pegang kendali atas semua mimpi, mari unjuk diri bahwa perempuan pun bisa berdiri diatas kakinya sendiri.

Untuk para perempuan yang saat ini tidak percaya diri, ingatlah bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti terdapat alasannya. Mimpi itu, hadir di dalam hatimu karena sebuah alasan yang tuhan titipkan. Ada pesan yang ingin tuhan sampaikan melalui mimpi itu. Beranilah untuk terus melangkah, meraih semua mimpi yang sudah tertanam dalam diri. Satu hal yang tidak kalah penting, jangan jadikan gender atau jenis kelaminmu sebagai sebuah hambatan. Budaya patriarki harus bisa kita selesaikan. Perempuan, bukan hanya bertugas untuk mengandung dan melahirkan. Kita lebih daripada itu.

Penulis: Biya
Redpel: Gizemli
Penyunting: Ezram 

Komentar

Postingan Populer